Menu

Mode Gelap
 

Berita

Petani Blora Bisa Dapat Asuransi Rp6 Juta per Hektare, Ini Syaratnya!

badge-check


					Petani Blora Bisa Dapat Asuransi Rp6 Juta per Hektare, Ini Syaratnya! Perbesar

Klikjateng, Blora – Program asuransi bagi petani padi di Kabupaten Blora masih berjalan, meskipun terdapat kendala pada alokasi anggaran tahun ini. Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora, Ngaliman, SP, MMA, menyampaikan hal tersebut saat ditemui di kantornya pada Selasa (11/02/2025).

Menurut Ngaliman, program ini merupakan inisiatif dari pemerintah pusat yang memberikan jatah asuransi sekitar 1.000 hektare sawah di Blora. “Petani yang ingin mengikuti program ini harus terdaftar sebagai petani padi dan membayar kontribusi sekitar Rp35.000 hingga Rp37.500 per hektare. Jika mengalami gagal panen, mereka akan mendapatkan klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektare,” jelasnya.

Namun, untuk tahun 2025, identifikasi kelompok tani penerima asuransi belum dilakukan. “Kami masih menunggu arahan dari kementerian. Tahun 2024 lalu, Blora mendapatkan jatah sekitar 2.000 hektare, tetapi karena ada pemotongan anggaran, program ini terhenti sementara,” tambahnya.

Imbauan untuk Petani

Dalam menghadapi ancaman gagal panen, Ngaliman mengimbau para petani untuk meningkatkan penggunaan pupuk organik. “Di Blora, kandungan C-organik tanah masih rendah, jadi kami mendorong petani menggunakan pupuk organik inovasi ‘Kotak Sejuta Umat’ agar tanah lebih subur dan tanaman lebih tahan hama serta penyakit,” katanya.

Selain itu, khusus bagi petani di wilayah selatan Blora yang kerap mengalami serangan hama tikus, ia menyarankan agar mereka aktif melakukan gerakan pengendalian hama. “Jika ada serangan tikus, segera hubungi petugas lapangan kami agar bisa ditangani lebih cepat,” ujarnya.

Solusi Pengendalian Hama Tikus

Terkait maraknya penggunaan setrum listrik di sawah yang telah menelan korban jiwa, Ngaliman menegaskan pihaknya terus melakukan upaya pengendalian hama dengan cara yang lebih aman. “Kami memberikan bantuan obat tikus dan mendorong pembangunan rumah burung hantu sebagai predator alami. Seperti di Desa Gondol, yang telah membangun 131 rumah burung hantu dan terbukti efektif mengurangi serangan tikus,” jelasnya.

Ia berharap petani tidak lagi menggunakan setrum listrik sebagai metode pengendalian hama, karena berisiko tinggi dan membahayakan nyawa. “Kami terus mengedukasi petani agar beralih ke metode yang lebih aman dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending di Berita