Klikjateng, Blora – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Jawa Tengah, menyiapkan anggaran sebesar Rp43,07 miliar melalui program Bantuan Keuangan Kabupaten (Bankab) 2025 untuk mendukung pembangunan desa. Dana tersebut akan dialokasikan kepada 136 desa dari total 271 desa di Blora.
“Anggaran sebesar Rp43,07 miliar itu nantinya dibagikan kepada 136 desa. Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan tahun 2024 yang mencapai Rp58,02 miliar,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Blora, Yayuk Windrati, di Blora, Minggu (14/9/2025).
Yayuk menjelaskan, besaran alokasi ditentukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), sementara Dinas PMD berperan memfasilitasi penyaluran agar tepat sasaran. Tahun ini, fokus Bankab mencakup empat bidang utama: infrastruktur, ekonomi, kesehatan, dan pariwisata.
Sejumlah desa sudah menyiapkan program pembangunan dengan memanfaatkan anggaran tersebut. Misalnya, pembangunan jalan paving di Dukuh Kedungsumur, Desa Bacem, Kecamatan Banjarejo, senilai Rp170 juta; pendirian ruko pasar di Dukuh Ngebring, Desa Kacangan, Kecamatan Todanan, senilai Rp150 juta; serta pembangunan gedung Pos Kesehatan Desa (PKD) di Desa Jati, Kecamatan Jati, senilai Rp200 juta.
Selain itu, ada pula program revitalisasi situs Wora Wari di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, dengan alokasi Rp600 juta untuk mengangkat potensi pariwisata lokal.
“Tak berhenti pada penyaluran, pemerintah juga menekankan pentingnya monitoring. Petugas akan turun langsung mengecek kesesuaian pekerjaan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), sekaligus memastikan administrasi pertanggungjawaban lengkap,” jelas Yayuk.
Sementara itu, Kepala Desa Jati, Supardi, menyambut baik pembangunan gedung PKD di desanya melalui Bankab 2025. Menurutnya, keberadaan fasilitas baru tersebut akan meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.
“Sebelum adanya PKD baru, layanan kesehatan di Desa Jati berjalan kurang optimal karena keterbatasan gedung dan sarana penunjang. Dengan pembangunan ini, pelayanan diharapkan lebih maksimal, terstruktur, dan menjangkau lebih banyak masyarakat,” ujarnya.
Supardi menambahkan, PKD Jati nantinya akan dilengkapi fasilitas pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium sederhana untuk tes darah rutin. Tenaga kesehatan, termasuk tenaga laboratorium dari puskesmas, juga akan disiagakan.
“Dengan anggaran Rp200 juta, kebutuhan dasar kesehatan masyarakat dapat terakomodasi dengan baik. Keberadaan PKD baru diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan, terutama untuk kesehatan ibu dan anak,” imbuhnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendampingan seribu hari pertama kehidupan bagi ibu hamil, agar proses kehamilan dan persalinan lebih terarah. Dengan begitu, risiko tinggi bisa diminimalkan, kesehatan ibu dan bayi lebih terjamin, serta angka stunting ditekan.
Meski jumlah Bankab 2025 menurun dibandingkan tahun sebelumnya, masyarakat tetap menyambutnya sebagai angin segar untuk mempercepat pembangunan desa, berdampingan dengan Dana Desa (DD).