Menu

Mode Gelap
 

Berita

Lek Dol, Perajin Janur hingga Bibit Kelapa Asal Jepon Blora: Dari Tak Punya Pekerjaan, Kini Laris Dipesan Warga hingga Randublatung

badge-check


					Lek Dol, Perajin Janur hingga Bibit Kelapa Asal Jepon Blora: Dari Tak Punya Pekerjaan, Kini Laris Dipesan Warga hingga Randublatung Perbesar

Klikjateng, Blora – Nama Abdur Rahman mungkin terdengar biasa, namun di Dukuh Mbeluk, Desa Puledagel, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, sosok ini lebih dikenal dengan panggilan akrab “Lek Dol”. Ia tinggal di lorong koperasi simpan pinjam RW 02 RT 05, dan kini dikenal luas sebagai perajin janur, janur dumbek, bibit kelapa, hingga sapu lidi yang cukup laris di pasaran.

Lek Dol mengungkapkan bahwa dirinya telah menekuni usaha tersebut sejak lama. “Alhamdulillah sudah lama sekali,” ujarnya singkat saat ditemui. Ketika ditanya mengapa memilih usaha ini, Lek Dol menjawab dengan jujur. “Karena waktu itu tidak ada kerjaan,” katanya sambil tersenyum. Jumat (18/4/25).

Usaha ini bukanlah warisan keluarga, melainkan murni dari inisiatif sendiri. Meski terkesan sederhana, Lek Dol menjelaskan bahwa janur yang ia buat memiliki berbagai kegunaan dan permintaan. “Janur itu ya janur, kalau janur dumbek itu yang sudah dibentuk untuk hiasan atau keperluan acara. Kalau sudah jadi itu namanya wurung,” tuturnya.

Pembelinya pun beragam, mulai dari warga sekitar hingga berbagai desa lain di Kabupaten Blora. “Alhamdulillah sudah sampai Randublatung juga yang pesan,” ungkapnya. Ia mengaku produksi janur ini dilakukan secara kekeluargaan. “Iya sekeluarga yang buat, kalau pesanan terlalu banyak ya nyuruh tetangga yang bisa,” kata dia.

Setiap harinya, Lek Dol bisa memproduksi janur dalam jumlah besar. “Tidak pasti sih, tapi minimal ribuan,” ujarnya. Bahan baku janur ia dapatkan dari seorang pemasok yang biasa ia sebut sebagai “bos janur”.

Tak hanya janur, Lek Dol juga menjual bibit kelapa. Bibit-bibit tersebut merupakan hasil dari penanaman sendiri di sekitar rumahnya. “Jenisnya kelapa biasa, dan pembelinya dari dalam daerah saja,” ujarnya.

Selain itu, Lek Dol juga memproduksi sapu lidi secara mandiri. “Sapu lidi semua saya buat sendiri, dijualnya Rp3.000 sampai Rp4.000 per buah, dan harganya stabil,” jelasnya.

Menjalankan usaha seperti ini tentu tidak selalu mudah. Lek Dol mengaku bahwa tantangan terbesarnya adalah persaingan yang cukup banyak. “Tapi Alhamdulillah pesanan masih ada terus,” katanya.

Untuk pemasaran, Lek Dol mengandalkan cara tradisional. “Dulu awal-awal pakai motor keliling ke rumah-rumah,” kenangnya. Kini, dengan keberadaan nomor WhatsApp 0822-2045-9383, pembeli bisa langsung menghubunginya untuk pemesanan.

Meski usahanya masih bersifat rumahan, harapan Lek Dol ke depan sangat besar. “Ya semoga tetap jaya terus, laris manis, tambah sukses,” tutupnya dengan penuh semangat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending di Berita