Menu

Mode Gelap
 

Berita

Kepala Desa Tunjungan Klarifikasi Dugaan Penyimpangan Proyek Jalan: Pengalihan Material Sudah Melalui Musyawarah

badge-check


					Kepala Desa Tunjungan Klarifikasi Dugaan Penyimpangan Proyek Jalan: Pengalihan Material Sudah Melalui Musyawarah Perbesar

Klikjateng, Blora – Pembangunan infrastruktur jalan yang menghubungkan ruas jalan Desa Tunjungan dengan dukuh Karangkembang, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, menuai sorotan warga. Pasalnya, proyek yang awalnya disepakati akan menggunakan material hotmix dalam Musyawarah Desa (Musdes), ternyata dilaksanakan dengan menggunakan paving block. Perubahan tersebut menimbulkan dugaan penyimpangan dan menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Tunjungan, Yasir, memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa penggunaan paving bukan keputusan sepihak, melainkan melalui proses panjang dan berdasarkan berbagai pertimbangan teknis serta hasil monitoring.

“Disitu kan ada beberapa pilihan. Pilihan pertama aspal, bisa hotmix atau aspal biasa. Pilihan kedua paving. Tapi itu masih wacana awal, belum mengerucut. Kita harus melihat situasi di lapangan,” terang Yasir saat ditemui Sabtu (2/8/2025).

Menurut Yasir, ketika dana desa telah masuk ke rekening, pemerintah desa tidak serta merta langsung menggunakan anggaran tersebut. Tim desa bersama kecamatan melakukan pengecekan kondisi lapangan terlebih dahulu.

“Banyak warga menyampaikan kalau jalan itu diaspal, belum sampai satu tahun sudah rusak. Akhirnya kita minta monitoring dari kecamatan. Kita tanyakan, ini bisa tidak dialihkan? Dan jawaban dari kecamatan bisa. Setelah itu kita lakukan rapat penganggaran dan monitoring evaluasi (monev), dan hasilnya kita sepakat gunakan paving,” ungkapnya.

Dipilih karena Lebih Tahan Lama dan Luas

Yasir menilai bahwa paving adalah pilihan paling aman dan tepat untuk kondisi jalan tersebut. Jalur Tunjungan–Karangkembang merupakan akses utama masyarakat, khususnya petani, yang membawa hasil panen dengan kendaraan bertonase tinggi.

“Kalau pakai aspal atau hotmix, volume pekerjaannya sedikit. Belum masuk masa perawatan saja sudah rusak. Nanti bisa jadi temuan saat audit Inspektorat. Siapa yang tanggung jawab? Makanya kami putuskan paving dengan spesifikasi T300, kuat menahan beban hingga 12 ton,” beber Yasir.

Secara dimensi, penggunaan paving juga memberikan hasil yang lebih maksimal. Jika menggunakan hotmix hanya mampu membangun lebar 3 meter dengan panjang sekitar 300 meter, maka dengan paving bisa membangun lebar 5 meter dan panjang 500 meter.

“Secara hitungan, saya ini malah rugi, tapi dibilang korupsi. Tapi demi kualitas jalan dan keamanan jangka panjang, kami pilih paving. Dan ini masih tahap pertama, baru Rp 200 juta dari Dana Desa. Nanti tahap kedua Rp 300 juta lagi,” ujarnya.

Sosialisasi dan Evaluasi Dilakukan

Terkait akuntabilitas dan transparansi, Yasir menegaskan bahwa seluruh proses proyek selalu melalui sosialisasi dan evaluasi terbuka Tokoh masyarakat, BPD dan warga selalu diundang.

“Kami selalu undang BPD, warga dan tokoh masyarakat. Setiap kegiatan sebelum dijalankan, kami sosialisasikan. Setelah kegiatan selesai, kami undang lagi untuk evaluasi. Ini upaya menjaga transparansi,” katanya.

Namun, dalam proses musyawarah pengalihan material, Yasir mengakui BPD dan semua anggota BPD tidak hadir.

“Kami undang semua unsur BPD, tapi tidak semua hadir. Padahal warga dan tokoh masyarakat hadir. Ini kan demi persetujuan pengalihan kegiatan dari aspal ke paving. Tidak ada yang kami sembunyikan,” tegasnya.

Jalan Sudah Jadi Aset Desa

Yasir juga menjelaskan bahwa jalan Tunjungan–Karangkembang dulunya merupakan jalan kabupaten. Namun kini statusnya telah di-downgrade menjadi jalan desa.

“Panjangnya sekitar 4 kilometer. Ini akses satu-satunya masyarakat. Sekarang sudah jadi aset desa. Maka dari itu kami ingin pembangunannya benar-benar kuat dan berkelanjutan,” jelasnya.

Upaya Jaga Kondusivitas dan Menuju Desa Mandiri

Terkait ketidakhadiran BPD dan adanya kecurigaan di masyarakat, Yasir mengaku tetap berusaha menjaga kondusivitas.

“Kita ini ingin menjaga ketertiban dan keharmonisan. Kita beri pemahaman bahwa desa ini milik bersama. Pemerintah desa bukan hanya urusan perangkat, tapi semua warga harus ikut serta membangun,” katanya.

Yasir juga menyampaikan visinya ke depan agar Desa Tunjungan menjadi desa mandiri. Ia berharap masyarakat bisa memahami pentingnya partisipasi dalam pembangunan desa.

“Kita ingin perekonomian bergerak, UMKM jalan, PAD desa meningkat. Potensi desa sudah tergarap. Kalau masyarakat tidak mau tahu, bagaimana kita bisa maju bersama?” pungkas Yasir.

Dengan pernyataan ini, Yasir berharap masyarakat memahami bahwa keputusan pembangunan jalan dengan paving block bukan bentuk penyimpangan, melainkan langkah strategis demi keberlanjutan infrastruktur desa yang tahan lama dan ekonomis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending di Berita