Menu

Mode Gelap
 

Berita

Aktivis Nasional Asal Blora, Lilik Yuliantoro, Gelar Aksi “Jalan Kaki Miring” Kritik DPRD dan Desak Kejari

badge-check


					Aktivis Nasional Asal Blora, Lilik Yuliantoro, Gelar Aksi “Jalan Kaki Miring” Kritik DPRD dan Desak Kejari Perbesar

Klikjateng, Blora – Seorang aktivis nasional asal Kabupaten Blora, Lilik Yuliantoro, kembali mencuri perhatian publik dengan aksi uniknya. Kali ini, Lilik menggelar aksi jalan kaki “miring” sambil berorasi damai di sejumlah titik strategis pusat Kota Blora, Kamis (6/11/2025).

Aksi tersebut menjadi simbol kritik terhadap kinerja dan penggunaan anggaran DPRD Kabupaten Blora, sekaligus seruan moral kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Blora untuk menindaklanjuti dugaan pemborosan anggaran dalam kegiatan kunjungan kerja (kunker) para wakil rakyat.

Kegiatan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dari Alun-Alun Blora menuju Tugu Pancasila, lalu berlanjut ke Kantor Kejaksaan Negeri Blora dan berakhir di Kantor DPRD Kabupaten Blora. Di setiap titik pemberhentian, Lilik berorasi dan menyerahkan bunga damai sebagai simbol harapan agar pejabat publik dan aparat penegak hukum bekerja dengan jujur, transparan, serta berpihak pada kepentingan rakyat.

“Jalan kaki miring ini simbol dari kondisi yang berjalan ke arah yang salah. DPRD seharusnya memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan sibuk berkunjung tanpa hasil nyata. Kami menuntut transparansi anggaran dan evaluasi seluruh kegiatan kunker DPRD Blora,” tegas Lilik dalam orasinya di depan Kantor DPRD Blora.

Aktivis yang dikenal lewat aksi simboliknya itu menegaskan bahwa aksinya berlandaskan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Ia juga menyatakan telah berkoordinasi dengan aparat keamanan demi menjaga ketertiban dan keselamatan bersama.

“Kami berharap kejaksaan tidak hanya diam. Jika memang ada indikasi pemborosan atau perjalanan dinas yang tidak berdampak bagi masyarakat, harus ada tindakan tegas dan transparan,” ujarnya.

Dalam aksi tersebut, Lilik mengenakan kostum teatrikal dan membawa beberapa spanduk serta poster bertuliskan kritik terhadap DPRD Blora dan ajakan moral untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan daerah. Aksi berlangsung damai dan mendapat perhatian warga yang melintas di kawasan kota. Sejumlah aparat kepolisian terlihat mengawal jalannya kegiatan hingga selesai tanpa insiden.

Menanggapi aksi tersebut, Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Blora, Jatmiko, menyampaikan apresiasi atas kepedulian masyarakat terhadap transparansi anggaran.

“Terima kasih atas masukannya, akan kami pelajari terkait kegiatan kunker tersebut,” singkat Jatmiko.

Sementara itu, Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora, Abdul Muiz, menilai aksi Lilik Yuliantoro memiliki momentum yang tepat, karena dilakukan bersamaan dengan masa pembahasan APBD Kabupaten Blora Tahun 2026.

“Komponen masyarakat, apalagi di saat pembahasan APBD seperti sekarang, memang penting untuk menyuarakan aspirasinya. Beberapa poin yang disampaikan Mas Lilik terkait kegiatan kunker dan penggunaan anggaran DPRD cukup relevan, apalagi dengan kondisi TKD yang menurun dan perlunya efisiensi mulai tahun depan,” jelasnya.

Muiz juga menambahkan bahwa efisiensi anggaran dapat dimulai dari kegiatan yang tidak bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat.

“Salah satu yang bisa diefisienkan mungkin kegiatan yang tidak langsung menyentuh masyarakat, seperti kunker yang manfaatnya belum terasa. Tujuan yang disuarakan Mas Lilik itu sangat masuk akal,” ujarnya.

Sebagai jurnalis sekaligus aktivis sosial, Abdul Muiz mengapresiasi cara Lilik menyampaikan kritik secara damai dan simbolis.

“Saya apresiasi langkah Mas Lilik, karena itu bagian dari fungsi kontrol sosial. Jurnalis dan aktivis sama-sama punya peran untuk mengkritisi kebijakan publik. Jadi tidak masalah, keduanya bisa berjalan seiring memperjuangkan kepentingan masyarakat,” tambahnya.

Sebagai catatan, Lilik Yuliantoro sebelumnya juga dikenal publik setelah menunaikan nazar berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta menggantikan tokoh reformasi Amien Rais, sebagai bentuk perjuangan moral dan ekspresi aktivisme damai.

Melalui aksi “jalan kaki miring” kali ini, Lilik kembali mengingatkan bahwa suara pengawasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah tidak boleh padam, bahkan jika hanya datang dari satu orang yang berani bersuara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending di Berita