Klikjateng, Blora – Pemerintah Kabupaten Blora resmi menandatangani kesepakatan pinjaman daerah dengan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) senilai Rp 215 miliar. Penandatanganan berlangsung di Kantor Pusat Bank Jateng dan dihadiri langsung oleh Bupati Blora Arief Rohman, Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, Ketua DPRD Blora beserta wakilnya, Sekda, dan sejumlah perwakilan OPD terkait.
Direktur Utama Bank Jateng, Irianto Harko Saputro, menjelaskan bahwa pinjaman daerah ini terdiri dari dua bagian. Pertama, pinjaman jangka pendek sebesar Rp 10 miliar yang diperuntukkan mendukung pengelolaan kas daerah pada tahun anggaran 2025. Kedua, pinjaman jangka menengah senilai Rp 205 miliar untuk membiayai pembangunan 41 ruas jalan dengan masa anggaran 2025 dan pelunasan dimulai pada tahun 2026 hingga 2028.
“Pinjaman daerah ini tidak hanya untuk percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan layanan publik, tetapi juga untuk mendorong aktivitas usaha masyarakat serta memperkuat pelaku ekonomi lokal,” ujar Irianto.
Ia menegaskan, kerja sama ini menjadi bukti nyata kontribusi Bank Jateng dalam menjawab kebutuhan pembiayaan pembangunan di wilayah Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Blora. “Semoga seluruh prosesnya berjalan lancar dan memberi manfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Bupati Blora, Arief Rohman, menyampaikan bahwa proses seleksi lembaga keuangan dilakukan secara transparan dan profesional. Dari empat lembaga yang mengajukan proposal, hasil penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) menetapkan Bank Jateng sebagai mitra terbaik.
“Ini kali kedua kami menggandeng Bank Jateng. Tahun 2022 lalu, Pemkab Blora juga mengajukan pinjaman daerah senilai Rp 150 miliar. Kini, pinjaman digunakan untuk membiayai kegiatan infrastruktur senilai Rp 205 miliar dan Rp 10 miliar untuk mendukung likuiditas kas daerah,” terang Arief.
Ia menekankan, pinjaman ini bertujuan mempercepat penyelesaian permasalahan infrastruktur yang menjadi keluhan masyarakat. “Diharapkan manfaat pembangunan bisa segera dirasakan masyarakat dan memberikan efek berganda terhadap kesejahteraan,” ujarnya.
Arief juga menyinggung fokus pembangunan Blora yang kini mengarah pada ketahanan pangan, sejalan dengan arahan Gubernur Jawa Tengah. “Tahun 2026 ditargetkan sebagai tonggak swasembada pangan. Blora saat ini masuk enam besar produksi padi dan dua besar jagung se-Jawa Tengah. Ini prestasi yang harus dijaga dan ditingkatkan,” pungkasnya.