Klikjateng, Blora — Sejumlah warga yang melintasi jalan penghubung antara Kecamatan Bogorejo (Kabupaten Blora), Kecamatan Gunem, dan Kecamatan Sale (Kabupaten Rembang), mengeluhkan kondisi jalan yang semakin rusak parah. Warga menduga kerusakan ini dipicu oleh intensitas tinggi truk-truk bertonase besar yang melintas setiap hari.
Truk-truk yang dimaksud sebagian besar diduga milik PT Kapur Rembang Indonesia (KRI), perusahaan pengolahan batu kapur milik pengusaha asal Tiongkok yang beroperasi di Desa Kajar, Kecamatan Gunem. Truk jenis “bull” tersebut disebut-sebut membawa muatan hingga 30 ton.

“Sebelumnya nggak separah ini. Tapi sekarang lebih parah karena truk-truk bull itu, muatannya bisa 30 ton. Kalau dibiarkan terus, jembatan juga bisa rusak,” ujar Rahman, warga setempat, saat ditemui di lokasi.
Rahman mendesak pemerintah Kabupaten Blora dan Rembang untuk turun tangan menyelesaikan persoalan tersebut. Ia khawatir, selain mengganggu aktivitas warga, kondisi ini juga berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.
“Kalau musim kemarau, debunya luar biasa. Belum lagi dari aktivitas pengolahan kapurnya, bisa mencemari udara dan memengaruhi kesehatan,” jelasnya.
Rahman juga mengungkapkan pihaknya akan segera menyurati kedua pemerintah kabupaten untuk meminta solusi konkret. Ia menilai, perlu ada kajian ulang terhadap dampak aktivitas industri kapur tersebut.
“Kalau itu jalan perhutani, harus ada koordinasi dengan perhutani. Kalau jalan kabupaten, dua kabupaten harus ikut bertanggung jawab. Kami tidak melarang ada aktivitas industri, tapi harus ada kajian dan solusi,” tegasnya.
Hal senada disampaikan oleh Slamet, warga lainnya, yang menyebut kerusakan jalan sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.
“Ini jalan utama ke sekolah, ke pasar, ke kota. Kalau rusak seperti ini, siapa yang bertanggung jawab? Kami minta aktivitas pembakaran batu kapur dihentikan sementara dan jalan segera diperbaiki,” tandasnya.
Warga berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah terkait persoalan tersebut agar tidak berlarut-larut dan semakin membahayakan warga yang menggunakan akses jalan itu setiap hari.






