Klikjateng, Blora – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora berkomitmen mendukung program swasembada pangan nasional dengan meningkatkan produksi padi dan jagung. Salah satu langkah yang diambil adalah optimalisasi lahan serta Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP).
Dalam rapat koordinasi percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) komoditas padi, jagung, dan kedelai yang digelar di ruang pertemuan Setda Blora pada Sabtu (15/3/2025), Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, menegaskan bahwa peningkatan produksi pertanian menjadi salah satu prioritas utama pemerintah daerah.
“Kabupaten Blora merupakan penghasil padi terbesar keenam di Jawa Tengah dan penghasil jagung terbesar kedua. Artinya, Blora menjadi lumbung jagung nasional,” ujar Bupati Arief.
Rapat ini turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Kementerian Pertanian, Prof. Dr. Ir. Mohammad Syakir, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Yudi Sastro, serta perwakilan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto. Dari Blora sendiri, hadir Kepala DP4, seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta jajaran terkait.
Bupati Arief menyampaikan bahwa Pemkab Blora telah mengupayakan berbagai bantuan untuk mendukung sektor pertanian, baik dari APBN maupun APBD, termasuk bantuan benih padi, jagung, dan kedelai. Selain itu, percepatan akselerasi produksi pangan juga melibatkan kerja sama dengan TNI dan Polri, termasuk Kodim 0721/Blora dan Polres Blora.
Target Produksi Naik, Kementan Apresiasi Blora
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Yudi Sastro, mengapresiasi langkah Pemkab Blora dalam mendukung swasembada pangan nasional. Menurutnya, realisasi LTT di Blora sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Saat ini, target kesanggupan LTT di Blora adalah 9.710 hektare. Namun, realisasi panen pada Maret ini sudah mencapai 10.808 hektare atau sekitar 55,57% dari target pusat. Bahkan, Pak Bupati bersama jajarannya siap meningkatkan target hingga 25.000 hektare,” ungkap Yudi Sastro.
Sebagai upaya percepatan panen, Kementerian Pertanian akan memberikan tambahan alat dan mesin pertanian (alsintan), seperti combine harvester serta tambahan benih untuk meningkatkan indeks tanam.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Mohammad Syakir menegaskan bahwa Blora memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan nasional. Menurutnya, produksi padi di Blora sangat tinggi, sementara sektor jagung berkembang pesat tanpa harus berkompetisi dengan padi.
“Di Blora, jagung ditanam di lahan kering, termasuk kawasan hutan, sehingga tidak mengganggu produksi padi. Ini keunggulan yang jarang dimiliki daerah lain,” jelasnya.
Selain itu, Kementerian Pertanian juga akan mendukung hilirisasi pertanian di Blora, termasuk pengolahan biomassa jagung untuk pakan ternak. Mengingat Blora juga merupakan lumbung ternak, integrasi sektor pertanian dan peternakan diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi petani dan peternak.
Supriyanto, perwakilan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, menambahkan bahwa Pemprov Jateng akan terus mendukung Blora sebagai salah satu daerah penghasil pangan utama.
“Kabupaten Blora telah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten organik bersama Kabupaten Magelang. Dengan semangat pemerintah daerah dan kerja keras para penyuluh pertanian, kami yakin Blora akan terus menjadi penopang ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Tinjauan Lapangan di Desa Kamolan
Usai rapat koordinasi, Bupati Arief dan rombongan meninjau persawahan di Desa Kamolan, Kecamatan Blora Kota. Di lokasi ini, mereka berdiskusi dengan para petani mengenai strategi peningkatan hasil panen dan efektivitas program bantuan pertanian.
Bupati Arief menegaskan bahwa Pemkab Blora akan terus memperkuat sektor pertanian dengan memaksimalkan potensi lahan yang ada.
“Kami ingin Blora menjadi salah satu pilar utama swasembada pangan nasional. Dengan dukungan berbagai pihak, kami optimis target produksi tahun ini bisa tercapai,” pungkasnya.






